Senin, 02 Juli 2012

Asal naskah : warisan
Ukuran naskah : 15.5 x 20.5 cm
Ruang tulisan : 13 x 17 cm
Keadaan naskah : baik
Tebal naskah : 68 Halaman
Jumlah baris per halaman : 13 baris
Jumlah baris halaman awal dan akhir : 12 dan 14 baris
Huruf : Arab/Pegon
Ukuran huruf : sedang
Warna tinta : hitam
Bekas pena : tajam

Pemakaian tanda baca : ada
Kejelasan tulisan : jelas
Bahan naskah : kertas tidak bergaris
Cap kertas : tidak ada
Warna kertas : kecoklat-coklatan
Keadaan kertas : tebal agak halus
Cara penulisan : timbal balik
Bentuk karangan : puisi (tembang)


Ringkasan isi :

Pangeran Ngabehi Kusuma Hadiningrat adalah seorang bangsawan di tanah Sunda keturunan Sultan Pajang. Jaka Tingkir yang menurunkan para bangsawan di tanah Pajang. Jaka Tingkir yang menurunkan para bangsawan di tanah Sunda, khususnya para bupati Sukapura

Pada zaman dulu di tanah Sunda ada dua tokoh terkenal bernama Pangeran Sumedang dan Dipati Ukur yang masing-masing menjadi kepala daerah di Sumedang dan Ukur. Keduanya menjadi pemimpin karena memiliki kekuatan yang luar biasa.

Selanjutnya dikisahkan tentang cerita Dipati Ukur, cerita itu dimulai dengan perintah Sultan Mataram kepada Dipati Ukur dan Tumenggung Bakureksa untuk menyerang Kota Batavia (Jakarta). Kemudian pemberontakan Dipati Ukur terhadap Mataram berhubung dengan kegagalannya menyerang Batavia, penumpasan pemberontakan Dipati Ukur oleh pasukan Mataram, dan diakhiri dengan pengangkatan Wirawangsa, Astramanggala dan Somahita menjadi masing-masing Bupati Sukapura, Bandung dan Parakanmuncang; berikut pembagian rakyat dan wilayah kepada mereka. 

Atas kehendak Sultan Mataram wilayah Pasundan diserahkan kepada kompeni. Dilukiskan pula perbandingan untung ruginya tatkala wilayah Pasundan berada dalam kekuasan Mataram dan Kompeni. Dibandingkan anta keduanya, berada dibawah kekuasaan Kompeni lebih beruntung bagi rakyat pribumi daripada dibawah kekuasaan Mataram.

Selanjutnya diceritakan keadaan kabupaten Sukapura pada masa pemerintahan para Bupati Sukapura sejak bupati Sukapura pertama, yaitu Wirawangsa atau Tumenggung Wiradadaha, hingga bupati Sukapura ke-12 yaitu Raden Danukusumah. Dalam melukiskan masa pemerintahan tiap-tiap Bupati Sukapura itu diungkapkan kematian bupati Sukapura sebelumnya, penggantian dengan bupati baru, peristiwa-peristiwa yang terjadi dan masalah-masalah yang timbul selama masa pemerintahan bupati tersebut, saudara-saudara dan para putra bupati tersebut dan akhirnya kematian bupati yang bersalah

0 comments: